Jumlah jutawan mata uang kripto telah meningkat secara dramatis selama setahun terakhir, terutama di kalangan pemegang Bitcoin. Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah jutawan mata uang kripto global telah melonjak sebesar 95%, dengan jumlah total individu yang memiliki aset kripto lebih dari $1 juta kini mencapai 172,300. Jumlah tersebut naik dari 88.200 pada tahun lalu. Jumlah jutawan Bitcoin meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 85,400.
Lonjakan kekayaan ini sebagian besar disebabkan oleh peluncuran dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Bitcoin, yang telah menarik lebih dari $50 miliar aset sejak Januari 2024. %, mencapai sekitar $64.000.
Menurut CNBC, pertumbuhan kekayaan cryptocurrency tidak terbatas pada para jutawan. Saat ini terdapat 325 jutawan, individu yang memiliki aset kripto lebih dari $100 juta, dan 28 miliarder mata uang kripto. Bitcoin terus mendominasi pasar mata uang kripto, dengan sebagian besar miliarder baru memperoleh kekayaan darinya.
Pendiri Binance Changpeng Zhao tetap menjadi miliarder cryptocurrency terkaya, dengan perkiraan kekayaan bersih $33 miliar, menurut Forbes. Meskipun ada tantangan hukum selama setahun terakhir, kekayaannya telah meningkat lebih dari $10,5 miliar. Pemimpin lain di bidang cryptocurrency termasuk salah satu pendiri Coinbase Brian Armstrong, yang memiliki kekayaan bersih $11 miliar, dan Chief Financial Officer Tether Giancarlo Devasini.
Menurut Cointelegraph, meskipun pasar kripto secara keseluruhan belum kembali ke level tertinggi pada tahun 2021, perusahaan manajemen aset besar seperti BlackRock dan Fidelity diperkirakan akan mendorong pertumbuhan lebih lanjut. Partisipasi mereka kemungkinan akan terus mendorong penciptaan kekayaan di antara pemegang mata uang kripto besar.
Lonjakan kekayaan mata uang kripto memengaruhi pilihan tempat tinggal orang kaya. Ada tren yang berkembang dari orang-orang kaya kripto yang pindah ke negara-negara yang ramah pajak dan ramah kripto. Singapura menduduki peringkat teratas, diikuti oleh Hong Kong, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat, menurut Henley & Partners.